Padahal, si aktor sangat ingin memerankan tokoh utama dalam filmnya itu. Keinginan membintangi naskahnya sendiri itu nyaris terwujud ketika studio film bersedia membeli naskah sekaligus memberikan peran utama kepadanya. Namun, tawarannya diturunkan 10 kali lipat menjadi hanya US$35.000. Tentu saja, dia menolaknya. Dengan risiko mendapatkan uang sedikit, dia memutuskan membuat film sendiri dan dia menjadi pemeranutamanya.
Apa yang terjadi kemudian? Film itu sukses besar. Bahkan, dia menjadi pujaan penonton seantero dunia. Sejak membintangi film itu, namanya langsung melejit dan tarifnya sebagai aktor pun naik drastis. Kisah di film itu seolah menjadi legenda. Sampai tahun 2010, sang aktor telah sukses memerankan tokoh itu hingga film sekuel ke-enam. Itulah kisah Sylvester Stallone dan film yang dibintanginya itu adalahRocky. Film itu dibuat dengan modal sekitarUS$1juta,tetapi memberikan penghasilan sekitarUS$200 juta. Stallone memberikan contoh kepada kita bahwa keberhasilan akan menular dan terus menggelinding jika dimulai dari diri sendiri. Hal ini menjadi sangat mendasar yang harus dimiliki oleh pribadi-pribadi sukses dan pemimpin sejati. Dia memberikan teladan dengan dirinya sendiri, bukan orang lain.
Menjadi Pemenang
Kita harus menjadi pemenang terlebih dahulu bila ingin meraih kemenangan bersama orang lain. Sejatinya kita tidak dapat memberikan yang tidak kita miliki, termasuk kemenangan.
Ingat, yang terbaik dari diri kita juga harus lebih baik dibanding orang lain yang mengikuti kita. Jika mereka memiliki lebih baik dari kita maka kita tidak akan pernah mampu membawa mereka menjadi lebih baik. Artinya, kalau kita tidak bisa menjadi pemenang maka hampir pastikita tidak akan dapat membawa mereka bersamasamamendapatkan kemenangan.
Nilai dalam Diri
Untuk menjadi pemenang kita harus menyadari memiliki nilai dalam diri sebagai pemenang. Kesadaran ini sangat penting karena akan mempengaruhi sikap dan perilaku kita. Selama kita sadar memiliki nilai sebagai pemenang maka sikap dan perilaku kita akan menunjukkan sebagai pemenang. Orang lain akan melihat dan menyadari bahwa mereka tidak salah berada di lingkaran pemenang. Sadar saja belum cukup jika kita tidak mau menerima nilai tersebut. Ketika seorang menerima sesuatu maka yang diterimanya itu tidak akan memberikanmanfaat apa pun jika tidak digunakan.
Ketika kita sadar dan mau menerima nilai sebagai pemenang, segeralah manfaatkan. Manfaatkan nilai itu dengan sebaik-baiknya. Bagaimana agar nilai itu dapat memberikan manfaat secara terus menerus?
Tentu saja kita harus meningkatkan kualitas dari nilai itu. Tanpa peningkatan maka manfaat dari nilai itu tidak akan optimal. Sylvester Stallone sadar dengan nilai dalam dirinya dan menerima itu sehingga dia memutuskan untuk membuat film sendiri sekaligus membintanginya. Stallone juga tahu persis dialah yang paling pas memerankan tokoh utama dalam film tersebut. Dia pun meningkatkan terus nilai itu dengan berkarya dan berkarya. Selain sukses di film Rocky, dia juga berhasil memerankan tokoh heroik lainnya di film Rambo. Hal yang paling penting dari semuanya itu, Stallone sangat percaya bahwa dia memang memiliki nilai dalam dirinya sebagai pemenang. Jangan heran jika sampai usinya yang ke-60, dia masih bisa memerankan Rocky Balboa dengan sangat baik.
Banyak orang yang ingin berhasil, tetapi lebih
Urgyen Rinchen Sim
Founding Partner of The John Maxwell Team
Author of Best Selling Book “The SERVER Leadership”
Twitter: @SimOnLeadership
FB : www.facebook.com/urgyenrinchensim